Malu dan Tidak Tahu Malu

Malu dan Tidak Tahu Malu

Jika Allah tidak menganugerahkan rasa malu kepada manusia, maka manusia tak ubahnya seperti hewan. Lihatlah hewan, seberapapun mahal harganya, dia tetap telanjang dan kawin dimana saja, tak perlu privasi!

Islam bukan hanya agama yang mengatur dan menstimulus hubungan seorang hamba kepada Allah saja. Islam juga mengatur dan mengajarkan akhlak yang baik kepada manusia agar elok dalam bersosialisai maupan bertransaksi (muamalah). Akhlak, etika, attitude atau apa saja istilahnya memang dipandang penting dalam Islam. Berahlak yang baik merupakan fitrah dan bertujuan memuliakan hamba itu sendiri agar terhormat secara alami tanpa harus dipoles dengan gendutnya saldo rekening, jabatan atau busana dan alat kecantikan yang harganya selangit itu! Akhlak itu spontan, tanpa rekayasa, tanpa basa-basi dan tanpa harus berganti warna seperti bunglon dan attraktif bak kutu loncat.

Semakin modern zaman dan semakin canggihnya teknologi seharusnya semakin tinggi pula nilai kepribadian dan akhlak seseorang. Jika di zaman purba orang  bisa maklum jika busana atau pakaian yang dikenakan seadanya bahkan nyaris hampir telanjang. Tapi lihatlah sekarang, cara berpakaian sebagian kaum wanita saat ini masih saja seperti mereka yang hidup di zaman batu!

Tidak berhenti sampai di situ, saat ini banyak pula orang yang tidak tabu lagi mendukung LGBT. Lihatlah betapa masivnya kampanye LGBT di hampir seluruh belahan bumi. Telinga mereka seperti telinga baja, tak ada pengaruh sedikitpun ketika diperingatkan bagaimana kerasnya adzab Allah kepada kaum Sodom! Mereka tidak malu dengan ayam jantan yang hanya mau kawin dengan ayam betina saja.

Yang anehnya, Para Pejuang Martabat Manusia Normal tidak luput dari hujatan dan tuduhan intoleran terhadap kaum LGBT. Usaha untuk menyadarkan saudara-saudara kita agar kembali kepada fitrah dan jalan Allah dinarasikan sebagai usaha yang bertentangan dengan HAM! Upaya untuk membentengi generasi muda dari bahaya LGBT juga tidak luput dari narasi anti HAM!

Dan satu hal yang juga patut disesalkan, tidak sedikit infotainment yang memberi ruang gerak lebih leluasa kepada artis-artis transgender. Sekalinyapun non transgender, tidak sedikit pula yang menampilkan host kemayu dan mendayu-dayu. Terkesan sekali jika mereka yang transgender dan kemayu itu berkelas, banjir iklan dan laku di pasaran! Salah siapa? Salah yang nontonlah! Seharusnya yang model-model begini tidak layak ditonton masyarakat. Alihkan saja ke chanel lain agar tayangan mereka sepi iklan dan anjlok rating!

Salah satu upaya umat Islam untuk membentengi generasi muda dari bahaya prostitusi, LGBT, narkoba dan lain-lain adalah pembinaan akhlak dan spiritual yang lebih intens lagi. Tanamkan budaya malu untuk bermaksiat kepada Allah dan malu untuk berlaku amoral dan tidak baik sebagaimana pesan Rasulullah dalam satu hadis:

 

عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ حَدَّثَنَا أَبُو مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Dari Rib’i bin Hirasy telah menceritakan kepada kami Abu Mas’ud dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang diperoleh manusia dari ucapan kenabian yang pertama adalah jika kamu tidak mempunyai rasa malu, maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari, Abu Daud, Ibn Majah dan Ahmad).

Wallahu A’lam.

Ridwan Shaleh

 

Sumber: pkh.or.id